TT E E2 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL "MEMAKMURKAN KEHIDUPAN"
TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL
"MEMAKMURKAN KEHIDUPAN"
(Q.S AL-HUUD 11:61)
Dian
Maisaroh
NIM.
(2117187)
Kelas E
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTASTARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah swt, yang telah memberikan rahmat serta hidayah bagi kita semua. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Tak lupa shalawat serta salam kami
haturkan kepada Nabi agung Muhammad saw yang selalu kita nantikan syafaatnya di
hari akhir nanti. Amin.
Yang terhormat bapak M. Ghufron selaku
dosen pengampu mata kuliah Tafsir tarbawi dan teman-teman yang saya banggakan
serta telah mendukung kami dalam pembuatan tugas ini. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah.
Karena keterbatasan serta pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami mohon maaf apabila ada salah kata
dan pembahasan yang kurang jelas dalam tugas ini. Semoga dapat bermanfaat
sebagai media pemahaman dalam proses pembelajaran.
Billahittaufiq
wal hidayah.
Pekalongan, September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................
i
Daftar isi................................................................................................................
ii
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah..........................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................................
1
C.
Tujuan
Masalah.......................................................................................................
1
Bab II
Pembahasan
A.
Memakmurkan
dan Kehidupan Dunia..................................................................... 2
B.
Dalil
Memakmurkan Kehidupan.............................................................................. 3
C.
Makmur Pintu
Damia Sejahtera …............................................................................
Bab III
Penutup
A.
Simpulan...............................................................................................................
11
B.
Saran .................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hadits Nabi
saw telah disepakati oleh mayoritas ulama dan umat Islam sebagai sumber kedua
ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Berbeda dengan al-Quran yang semua
ayat-ayatnya disampaikan secara mutawatir dan telah ditulis serta dikumpulkan
sejak zaman Nabi saw masih hidup, serta dibukukan secara resmi sejak zaman
khalifah abu bakar as-sidiq, sebagian besar hadits Nabi saw tidaklah
diriwayatkan secara mutawatir dan pengkodifikasiannyapun baru dilakukan pada
masa khalifah Umar Bin Abdul Aziz, salah seorang bani umayyah. Hal yang
disebutkan terakhir, didukung oleh beberapa factor lainnya, oleh sekelompok
kecil (minoritas) numat Islam dijadikan sebagai alasan untuk menolak otoritas
hadits-hadits Nabi saw sebagai hujjah atau sumber ajaran Islam yang wajib
ditaati dan diamalkan. Dalam wacana ilmu hadits, dikenal dengan kelompok inkar
al-sunnah. Secara paradigm pemikiran dan pemahaman, sejarah inkar sunnah memang
sangat eratt dengan golngan khawarij, muktazilah, dan syiah, dan dari segi
benih kemunculan, mereka sudah tampak sejak masa sahabat. Bahkan, kabar tentang
adanya orang yang mengingkari sunnah sudah pernah disampaikan oleh Rosulullah
saw.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan memakmurkan dan kehidupan dunia?
2. Bagaimana Dalil tentang memakmurkan kehidupan?
3. Apa makmur
pintu damai sejahtera?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
emakmurkan dan kehidupan dunia
2. Mengetahui dalil
tentang memakmurkan kehidupan
3. Mengetahui
makmur sebagai pintu damai sejahtera
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Memakmuirkan
dan Kehidupan Dunia
Memakmurkan
berasal dari kata dasar makmur. Memakmurkan memiliki arti dalam kelas verba
atau kata kerja sehingga memakmurkan dapat menyatan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.[1][1]
Kehidupan
Dunia atau alam dunia adalah alam yang kita tempati sat ini, alam yang telah
disiapkan oleh Allah swt sebagai tempat untuk mansia beribadah kepada-Nya. Alam
dunia adalah alam ujian bagi manusia untuk membuktikan perkataan ketika berada
dialam ruh (Al-A’raaf:172) apakah mereka beriman atau berkhianat.
B.
Dalil
Memakmurkan Kehidupan QS.Al-Huud (11:61)
{وَإِلَى
ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ
غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ
ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ }
Artinya: Dan kepada Samud (Kami utus) saudara
mereka. Saleh. Saleh berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian dari
bumi (tanah) dan menjadikan kalian pemakmurnya. Karena itu,
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya)."
Potensi manusia yang
diilhamkan Tuhan2 ia diberi akal dan kemampuan berekspresi dan berbicara.
Tubuhnya diperindah, ditegakkan dan dipermudah geraknya dengan organ tubuh yang
lengkap. Manusia sebagai makhluk yang unik untuk mempertahankan hidupnya antara
lain dengan mengambil manfaat dari alam raya ini, baik yang berada di permukaan
bumi, di perut bumi atau di angkasa raya. Alam, dalam hal ini bumi dan langit
dengan segala isinya disediakan Allah untuk kemaslahatan manusia. Allah Rabb
alʻalamin memelihara alam ini termasuk dunia dengan penuh kasih sayang3 melalui
sunnatullah (hukum alam) yang Dia tetapkan. Manusia memiliki kesempatan untuk
memanfaatkan alam ini, mengolahnya atau memakmurkannya seoptimal mungkin dengan
segala fasilitas dan kemampuannya, sebagaimana firman Allah Q.S. Hud/11: 61
Terjemahnya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menyediakan
kamu pemakmurnya.”4
Manusia diperintahkan untuk memakmurkan dan mengambil manfaat sebaik
mungkin dari alam raya ini, maka sama sekali tidak dibenarkan untuk
menelantarkan alam tersebut apalgi merusaknya. Oleh karena itu, manusia dengan
segala keterampilannya tidaklah bebas nilai dalam memanfaatkan alam ini, akan
tetapi perlu mengikuti penuntun yang mampu mengendalikan akal dan nafsunya ke
arah positif dan konstruktif. Tuntunan tersebut yang utama adalah wahyu Alquran
yang mulia. Di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan bumi,
langit, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung, sungai, tumbuh-tumbuhan, hewanhewan,
fenomena-fenomena alam sampai kepada makhluk yang bernama serangga yang
kesemuanya itu tidaklah Allah ciptakan secara sia-sia, melainkan memiliki
kegunaan. Misteri kegunaan inilah yang kadang-kadang manusia belum atau tidak
bisa menggali dan memanfaatkan secara optimal, bahkan cenderung tidak
mengetahuinya. Manusia memang termasuk alam, namun berbeda dengan alam lainnya
yakni manusia mendapat predikat sebagai khalifah5 yang bertugas mengatur dan
mengolah alam ini untuk kemaslahatan dan kedamaian hidup.[3][3]
Pendidikan Islam adalah
sistem yang didalamnya terjadi proses kependidikan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan
adalah suatu nilai ideal yang hendak diwujudkan melalui proses kependidikan.
Menurut Al-Abrasyi seperti dikutip oleh Ramayulis (2002: 72) bahwa tujuan
pendidikan Islam diarahkan kedalam lima pokok, yaitu:
·
Pembentukan akhlak mulia (al-Fadilat).
·
Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
·
Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatannya.
·
Keterpaduan antara agama (kejujuran) dan ilmu akan membawa manusia kepada
kesempurnaan.
·
Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk mengetahui
serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu.
·
Mempersiapkan para pelajar untuk suatu profesi tertentu sehingga ia mudah
mencari rezeki.
1. Tafsir Al-Misbah
Setelah
selesai kisah’Ad , kini tiba giliran kisah suku Tsamud, Allah berfirman: Dan
kami tealh mengutus kepada Tsamud
saudara seketurunan mereka yaitu shalih. Puesan pertama yang beliau sampaikan
sama dengan yang disampaikan oleh Nabi Nuh dan Nabi Hud Shalih berkata: “ hai
kaumku sembahlah Allah Tuhan yang maha Esa. Sekali- kali tidak ada Tuhan bagi
kamu satu Tuhan pun yang memelihara kamu dan menguasai seluruh makhluk. Selain
Dia. Dia telah mnciptakan kamu pertama kali dari bumi yakni tanah dan
menjadikanmu berpotensi memakmurkannya atau dalam keberadaan kamu di bumi, kamu
disertai dengan hadirnya setan kamu dapat melakukan pelanggaran, karena itu
mohonnlah ampunan-Nya. Dengan menyesali kesalahan kesalahan kamu yang terdahulu
kemudian bertaubatlah kepada-Nya.[5][5]
2. Tafsir
Pada ayat
diatas Allah menjelaskan bahwa Dia telah mengutus seorang utusan kepada kaum
samud namanya Saleh. Ia menyeru mereka supaya hanya menyembah Allah saja dan
meninggalkan sembahan sembahan yang telah membawa mereka kepada jalan yang
salah dan menyesatkan. Allahlah yang menciptakan mereka dari tanah. Dari tanah
itulah diciptakn-Nya Adam as dan dari tanah itu pulalah asal semua manusia,
karena manusia dalam Rahim ibunya berasal dari air mani, setetes air mani itu
setelah menmbuahi telur dalam Rahim, berkembang menjadi segumpal daging, lalu
membentuk kerangka tubuh berupa tulang-tulang, dan tulang- tulang ini dibalut
dengan daging, sehingga menjadi janin dalam Rahim. Kemudian setelah sempurna
semua anggota badanya ia keluar sebagai bayi. Mani ini berasal dari makanan
yang dimakan manusia, sedang makanan itu baik yang berupa tumbuh tumbuhan
maupun berupa daging binatang, semua berasal dari tanah juga. Setelah manusia
berkembang baik diatas bumi mereka diserahi Allah tugas memakmurkannya sebagi
anugerah dan karunia dari pada-Nya. Dengan karunia itu kaum samud telah hidup
senang bahka mereka telah dapat pula membuat rumah tempat berlindung.[6][6]
3.
Tafsir
Al-Maraghi
والى ثمود
اخاهم صالحا قال ياقوماعبدوااللهمالكم من اءله غيره
Dan kepada
Tsamud kami utus saudara mereka, Shalih berkata: “ hai kaumku sembahlan Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu Tuhan selain Dia”
Kata-kata
ini, seperti halnya kata-kata semisalnya yang telah kit abaca, yaitu mengenai
penyampaian dakwah yang dilakukan oleh Nabi Hud as.
هو انشاكم من الارض
Allah-lah
yang telah memulai penciptaan kalian dari tanah. Yaitu, pertama yang daripada
Allah menciptakan Adam, neke moyang umat manusia, kemudian menciptakan kalian
dari sari pati yang berasal dari tanah juga melewati bermacam-macam perantara
karena sperma (nutfah) yang berubah menjadi suatu yang melekat pada
uterus (‘alaqoh) kemudian berubah pula menjadi gumpalan daging (mudghoh)
kemudian menjadi merangka tulang yang dibalut dengan daging. Asal semuanya
adalah darah, sedang darah itu berasal dari makana. Makanan it, kadang terdiri
dari tumbuhan yang hidup diatas tanah, kadang terdiri dari daging yang berasal
dari tetumbuhan setelah melewati satu tahapan atau lebih.
واستعمركم
فيها
Dan Allah
menkjadikan kalian orang-orang yang memakmurkan tanah itu. Artinya bahwa kaum
Nabi Shalih itu ada yang menjadikan petani, pengrajin dan ada pula tukang batu,
sebagaimana tercantum dalam ayat lain yang artinnya:’Dan mereka memahat
runah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman (Al-Hijr 15:82)
Kesimpulannya sesungguhnya Allahlah yang telah menciptakan
bentuk kejadian kalian, dan menganugerahkan kepadamu sarana-sarana kemakmuran
dan kenikmatan dia tas bumi. Maka, tidaklah takut kamu menyembah Allaah, karean
Allah-Lah yang berjasa memberi anugerah kepada kalian. Oleh karena itu,
bersyukur kepada-Nya adalah kewajibanmu denagn cara beribadah kepada-Nya
semata-mata dengan Ikhlas.
فا ستغفروه
ثم توبوااءليه
Maka
mohonlah ampun kepada Allah supaya
mengampuni kalian atas dosa-dosamu yang lalu karena kemusyrikanmu dengan
mempersekutukan Allah kepada yang lain, juga atas kejahatan-kejahatan yang
telah kamu lakukan. Kemudian, kembalilah kalian kepada-Nya dengan memohon
taubat tiap kali kamu telanjur melakukan
suatu dosa, semoga mengampuni kalian.
ان ربى قريب
مجيب
Sesungguhnya
Tuhanku maha dekat kepada hamba-hambanya, tidak samar lagi bagi-Nya permohonan
ampun mereka maupun doronagn yang membangkitkan untuk melakukan permohonan
ampun. Allah juga maha pengampun dan menagbulkan doa bagi siapa pun yang berdoa
kepad-Nya dan memohon, apabila dia seorang mu’min yang ikhlas.[7][7]
C.
Makmur Pintu
Damai Sejahtera
1.
Sesungguhnya
kami telah menempatkan kamu sekalian dimuka bumi dan kami adakan bagimu di muka
bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur (QS.Al-Araf/7:10)
2.
Dan
hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya meningalkan di
belakang mereka anak –anak lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan ynag benar”(QS Al-Nisa/4:9)
3.
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
4.
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a :” Ya Tuhanki, jadikanlah negeri ini, negeri
yang amansentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
“Dan pada orang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali(QS.Al-Baqarah/2:126[8][8]
BAB 111
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Memakmurkan
berasal dari kata dasar makmur. Memakmurkan memiliki arti dalam kelas verba
atau kata kerja sehingga memakmurkan dapat menyatan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.[9][9]
Kehidupan
Dunia atau alam dunia adalah alam yang kita tempati sat ini, alam yang telah
disiapkan oleh Allah swt sebagai tempat untuk mansia beribadah kepada-Nya.
Dalil
tentang memakmurkan kehidupan terdapat dalam quran surat Al-Huud ayat 61 dan
juga terdapat tafsiran dan tafsir
al-misbah, tafsir,al-quran,-
Kemudian
untuk mencapai makmur pintu damai sejahtera yaitu dengan cara beribadah kepada
Allah, bertaqwa, beriman. Dll
B.
SARAN
Alhamdulillah makalah ini telah
selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari
teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah
kami harapkan, demi kesempurnaan
makalah ini.
Hendaknya
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal
perkuliahan. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, serta untuk
memotifasi kita agar lebih giat dan semangat dalam belajar
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulah, Dudung. 2016. Perspektif Al-Quran Tentang
Posisi Manusia Dalam Memakmurkan Alam Raya (Makasar:UIN Alauddin,) Vol. 5/
No. 1, Hlm. 14-15
Mawaghir, Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter Prespektif Tafsir Al-Misbah Karya Muhammad Quraish Syihab ,(Palembang:UIN
Raden Fatah,2018) Vol 1V/ No.1
Mushthafa, Ahmad Al-Maraghi. 1988.Terjemah Tafsir Al-Maraghi,(Semarang:Tohaputra,)
Sonhadji, 1990. Al-Qur’an dan Taffsirnya (Yogyakarta:PT. DANA
BHAKTI WAKAF,)
Qurrotula’yuun,
Nilai-Nilai Pendiidkan Akhlak Nabi Shalih
Dalam Pendidikan Islam Kajian Terhadap Tafsir Al-Misbah Surat Huud Ayat
61-68 (Ponorogo:IAIN PONOROGO,2017) Hlm. 45
https://www.aparti.com/memakmurkan.html&hl=id-ID diakses 3
oktober 2018 19.13
http://tsani-oke-blogspot.com/2010/07/perjalanan-hidup-manusia-part diakses 3
oktober 2018 19.20
https://www.aparti.com/memakmurkan.html&hl=id-ID diakses 3
oktober 2018 19.13
https://www.Moehs.wordpress.com/2013/11/08/konsep-kesejahteraan-dalam-islam-tafsir-tahlily
diakses 04 Oktober 2018 20.19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar