BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap
manusia mengetahui dirinya, kenapa dia dilahirkan dan apa tujuan merka hidup dan berapa lama mereka akan hidup
didunia dan akan kemanaah mereka pergi setelah meninggalkan dunia ini. Banyak
sekali masyarakat kota maupun desa berpendapat tujuan apa mereka lahir kedunia.
Banyak yang beranggapan mereka hidup karena mencari kebahagiaan, berkeluarga,
serta mendidik dan membesarkan anak-anak.
Banyak
sekali cara mencari agar hidup bahagia seperti berdzikir, hidup sedeerhana,
rajin beribadah, dan mencari suatu hal yangdiinginkan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
maksud dari hakikat ibadah?
2. Bagaimana
bunyi dalilnya?
3. Apa
saja sifat wajob dan jais
allah??
C.
TUJUAN
MASALAH
1. menegetahui
maksud hakikat ibadah
2. mengetahui
dalil tentang beribadah kpd
allah
3. mengetahui
sifat wajib dan jaiz
BAB
II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT IBADAH
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam IbnuTaimiyah
adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh
Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang zhahir
(nyata).
Adapun hakekat ibadah yaitu:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Hakikat ibadah itu adalah
melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan
kerendahan diri kepadaNya.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara
melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya
4. Cinta, maksudnya cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya yang
mengandung makna mendahulukan kehendak Allah
dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-tandanya:
mengikuti sunah Rasulullah saw.
5. Jihad di jalan Allah
(berusaha sekuat tenaga untuk meraih segalasesuatu
yang dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada
Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang
mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan; baik dengan
melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan
hidupnya akan terwujud.
B.
DALIL BERIBADAH KEPADA ALLAH
ومنهم
من يقول ربنا ء اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذا ب النار
Artinya :
“ dan diantara mereka ada orang yang
berdoa: “ya Tuhan kami, berlah kami kebaikan di akhirat dan periharalah kami
dari siksa neraka.”[1](QS ALBAQOROH : 201)
·
PENJELASAN AYAT
Allah
menyebutkan manusia memperoleh keuntungn dunia akhirat, yaitu orang-orang yang
didalam doanya selalu minta agar mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat,
dan terjauh dari api siksa neraka. Untuk mencapai hidup bahagia didunia maupun
diakhirat harus melalui beberapa persyaratan, diantaranya harus sabar dalam
berusaha,patuh kepada peraturan dan disiplin,pandai bergaul dan dipercaya serta
mempunyai maksud baik dalam usahanya.
Untuk
mencapai hidup bahagia didunia maupun diakhirat haruslah mempunyai iman yang
murni dan kuat , serta mengerjakan amal yang sholeh dan mempunyai akhlak yang
mulia. Maka untuk terlepas dari siksa api neraka hendaknya selalu meninggalkan
pekerjaan maksiat, menjauhkan dari perbutan keji serta memelihara diri jangan
sampai berbuat hal-hal yang diharamkan Allah karena pengruh syahwat atau nafsu.
[2]
·
ASBABUN NUZUL
Diriwayatkan
oleh ibnu abu hatim dari ibnu abbas, ia berkata :
“suatu
golongan dari kalangan arab biasa datang ke tempat berwukuf lalu berdoa, ‘ya Allah!
Jadikanlah tahunku ini tahun hujandan tahun kesuburan, serta tahun kasih sayang
dan tahun kebaikan,’tanpa menyebut-nyebut soal akhirat walau sdikitpun.”Allah
menurunkan tentang mereka,”diantara manusia manusia ada yang mengatakan,’ya
Tuhan kami berilah kami (kebaikan) dunia, tetapi tiadalah bagian diakhirat’(QS.
Al baqoroh : 200)
Setelah
itu datanglah golongan yakni orang orangberiman yang memohon “ ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan duniadan akhirat, serta lindungilah kami dari siksa
neraka. Mereka itulah yang beroleh bagian dari apa yang mereka usahakan, Allah
sngatcepat perhitungan-Nya. (QS al baqoroh : 201)[3]
C.
SIFAT WAJIB DAN JAIZ ALLAH
Menurut istilah yaitu membenarkan dengan hati, lalu mengucapkan
dengan lisan, juga mengamalkannya dengan tindakan atau perbuatan, itulah
pengertian singkatnya. Secara bahasa iman itu sendiri berarti percaya.
Dengan demikian pengertian iman kepada Allah itu ada 3 poin inti.
Yaitu pertama membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah itu memang
benar-benar ada dengan semua sifat sifatnya. Yang kedua mengakui itu dengan
pengucapan lisan, dan yang ketiga membuktikannya dengan melakukan amal
perbuatan yang baik secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)
sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila hati seseorang
percaya atas keberadaan Allah SWT secara yakin. Tetapi tidak lantunkan dengan
lisan dan disertakan dengan perbuatan amal baik, maka orang tersebut belum
termasuk sebagai golongan orang yang beriman kepada Allah SWT secara sempurna.
Sebab, ketiga poin keimanan kepada Allah SWT itu merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Jadi, ada 4 unsur didalam beriman kepada Allah :
1.
Mempercayai
atas wujud (keberadaan) Allah.
2.
Mempercayai
atas keesaan Allah dalam rububiyah.
3.
Mempercayai
atas keesaan Allah dalam uluhiyah.
4.
Dan, Percaya
terhadap asma’ wa shifat (nama-nama dan sifat-Nya)
20 Sifat Wajib Allah
1.
Wujud (ada)
Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah wujud yang aritinya ada. Maksudnya yaitu Allah SWT itu dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, dan tidak diciptakan oleh siapapun, serta tidak ada Tuhan selain Allah SWT.“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“ (QS. Thaha: 14).
Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah wujud yang aritinya ada. Maksudnya yaitu Allah SWT itu dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, dan tidak diciptakan oleh siapapun, serta tidak ada Tuhan selain Allah SWT.“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“ (QS. Thaha: 14).
2.
Qidam
(terdahulu)
Sifat wajib Allah SWT yang kedua adalah sifat qidam yang memiliki arti terdahulu. Allah SWT ada dari sebelum segala sesuatu diciptakan olehnya, dan tidak ada pendahulu sebelumnya. Allah SWT juga lah yang menciptakan segala sesuatu.“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3).
Sifat wajib Allah SWT yang kedua adalah sifat qidam yang memiliki arti terdahulu. Allah SWT ada dari sebelum segala sesuatu diciptakan olehnya, dan tidak ada pendahulu sebelumnya. Allah SWT juga lah yang menciptakan segala sesuatu.“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3).
3.
Baqa’
(kekal)
Yang ketiga yaitu baqa’, artinya adalah kekal. Maksudnya Tidak akan mati, punah apalagi binasa, karena Allah SWT itu maha kekal. Dia akan selalu tetap ada selama-lamanya.“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” ( QS. Ar-Rahman :27 ).
Yang ketiga yaitu baqa’, artinya adalah kekal. Maksudnya Tidak akan mati, punah apalagi binasa, karena Allah SWT itu maha kekal. Dia akan selalu tetap ada selama-lamanya.“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” ( QS. Ar-Rahman :27 ).
4.
Mukhoolafatul
lil hawaadist (berbeda dengan makluk ciptaannya)
Yang keempat adalah mukhoolafatul lil hawaadist artinya berbeda dengan makluk ciptaanya. Banyak sekali makluk ciptan Allah SWT, dari kita manusia sampai makhluk-makhluk yang tidak terlihat oleh mata kita. Tetapi tidak ada satupun makluk yang menyerupai Allah SWT.“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4).
Yang keempat adalah mukhoolafatul lil hawaadist artinya berbeda dengan makluk ciptaanya. Banyak sekali makluk ciptan Allah SWT, dari kita manusia sampai makhluk-makhluk yang tidak terlihat oleh mata kita. Tetapi tidak ada satupun makluk yang menyerupai Allah SWT.“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4).
5.
Qiyamuhu
Binafsih (berdiri sendiri)
Yang kelima adalah qiyamuhu binafsih, yang berarti berdiri sendiri. Sama sekali tidak berketergantungan oleh siapapun dala segala hal, apalagi membutuhkan petolongan, itulah sifat Allah SWT.Bahkan, jika seluruh umat manusia ini tidak ada yang beriman atau beribadah kepada Allah SWT, dia tidak akan merasa kerugian sekecilpun. Subhanallah.“Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Qs. Al-Ankabuut : ).
Yang kelima adalah qiyamuhu binafsih, yang berarti berdiri sendiri. Sama sekali tidak berketergantungan oleh siapapun dala segala hal, apalagi membutuhkan petolongan, itulah sifat Allah SWT.Bahkan, jika seluruh umat manusia ini tidak ada yang beriman atau beribadah kepada Allah SWT, dia tidak akan merasa kerugian sekecilpun. Subhanallah.“Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Qs. Al-Ankabuut : ).
6.
Wahdaniyah
(tunggal)
Selanjutnya adalah sifat wahdaniyah yang memiliki arti esa atau tunggal. Jadi, Allah SWT hanya ada satu dan tidak ada sekutu baginya.“Dia-lah Allah, yang Maha Esa” (QS. Al-Ikhlas: 1).
Selanjutnya adalah sifat wahdaniyah yang memiliki arti esa atau tunggal. Jadi, Allah SWT hanya ada satu dan tidak ada sekutu baginya.“Dia-lah Allah, yang Maha Esa” (QS. Al-Ikhlas: 1).
7.
Qudrat
(berkuasa)
Qudrat yang berarti bekuasa. Maksudnya Allah SWT itu maha berkuasa atas segala sesuatu yang dikendakinya.“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22).
Qudrat yang berarti bekuasa. Maksudnya Allah SWT itu maha berkuasa atas segala sesuatu yang dikendakinya.“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22).
8.
Irodat
(berkehendak)
Sifat berikutnya ialah irodat yang memiliki arti berkehendak. Maksudnya Allah SWT maha berkehendak atas segala sesuatu, dan sangat berhak menentukan segala sesuatu tersebut. Apabila Allah SWT sudah berkehendak, maka pasti akan terjadilah.“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Qs. Al-Buruuj : 16).
Sifat berikutnya ialah irodat yang memiliki arti berkehendak. Maksudnya Allah SWT maha berkehendak atas segala sesuatu, dan sangat berhak menentukan segala sesuatu tersebut. Apabila Allah SWT sudah berkehendak, maka pasti akan terjadilah.“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Qs. Al-Buruuj : 16).
9.
Ilmun
(mengetahui)
Ilmu yang berarti mengetahui adalah sifat Allah SWT yang selanjutnya. Maksudnya Allah SWT amat sangat tahu atas segala apapun yang ada dimanapun.Jikalau kita bersembunyi dan tidak ada satu orangpun yang tahu, sesungguhnya Allah SWT sangat mengetahuinya dengan jelas.Dan jika kita memabndingkan ilmu Allah SWT, amat sangat tidak bisa dibandingkan. Karena semua ilmu yang dimiliki manusia di dunia ini, amat sangat tidak ada apa-apanya jiga dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Serta segala ilmu yang baik itu berasal dari Allah SWT.“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16).
Ilmu yang berarti mengetahui adalah sifat Allah SWT yang selanjutnya. Maksudnya Allah SWT amat sangat tahu atas segala apapun yang ada dimanapun.Jikalau kita bersembunyi dan tidak ada satu orangpun yang tahu, sesungguhnya Allah SWT sangat mengetahuinya dengan jelas.Dan jika kita memabndingkan ilmu Allah SWT, amat sangat tidak bisa dibandingkan. Karena semua ilmu yang dimiliki manusia di dunia ini, amat sangat tidak ada apa-apanya jiga dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Serta segala ilmu yang baik itu berasal dari Allah SWT.“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16).
10. Hayat (hidup)
Hayat artinya Hidup, yakni bahwa Allah Maha Hidup.“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
Hayat artinya Hidup, yakni bahwa Allah Maha Hidup.“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
11. Sama’ (mendengar)
Allah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu.“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76).
Allah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu.“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76).
12. Bashar (melihat)
Bashar artinya melihat. Maksudnya Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas, Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang jatuh.“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18).
Bashar artinya melihat. Maksudnya Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas, Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang jatuh.“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18).
13. Kalam (berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi. Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa ‘alaihissalam.“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 143).
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi. Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa ‘alaihissalam.“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 143).
14. Qoodirun (berkuasa)
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20).
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20).
15. Muriidun (berkehendak)
Allah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya.”Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107).
Allah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya.”Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107).
16. AAlimun (mengetahui)
Artinya Maha mengetahui. Dalilnya sama dengan dalil sifat Ilmu.
Artinya Maha mengetahui. Dalilnya sama dengan dalil sifat Ilmu.
17. Hayyun (hidup)
Hayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
Hayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
18. Samii’un (mendengar)
Samii’un berarti bahwa Allah Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat “sama”.Allah melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman harus menjaga tingkah laku dan perbuatannya dari perbuatan buruk atau maksiat.
Samii’un berarti bahwa Allah Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat “sama”.Allah melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman harus menjaga tingkah laku dan perbuatannya dari perbuatan buruk atau maksiat.
19. Bashiirun
Bashiirun berarti bahwa Allah Maha Melihat. dalilnya sama dengan dalil sifat “Bashor”
Bashiirun berarti bahwa Allah Maha Melihat. dalilnya sama dengan dalil sifat “Bashor”
20. Mutakallimun
Mutakallimun berarti bahwa Allah maha berbicara. Dalilnya sama dengan sifat ”kalam”.
Mutakallimun berarti bahwa Allah maha berbicara. Dalilnya sama dengan sifat ”kalam”.
20 Sifat Mustahil Allah
1.
Adam
(tiada).
2.
Huduts (ada
yang mendahului).
3.
Fana
(berakhir).
4.
Mumatsalatu
lil hawaditsi (ada yang menyamai).
5.
Ihtiyaju
lighairihi (memerlukan yang lain).
6.
Ta’adud
(berbilang).
7.
Ajzun
(lemah).
8.
Karahah
(terpaksa).
9.
Jahlun
(bodoh).
10. Mautun (mati).
11. Shamamun (tuli).
12. Ama (buta).
13. Bakamun (bisu).
14. Kaunuhu ‘ajiyan (dzat yang lemah).
15. Kaunuhu karihan (dzat yang terpaksa).
16. Kaunuhu jahilan (dzat yang sangat bodoh).
17. Mayyitan (dzat yang mati).
18. Kaunuhu ashamma (dzat yang tuli).
19. Kaunuhu ‘ama (dzat yang buta).
20. Kaunuhu abkama (dzat yang bisu).
Sifat Jaiz Allah
Selain memiliki sifat wajib dan sifat mustahil yang wajib diyakini
dan diimani oleh setiap umat islam. Allah SWT juga memiliki sifat jaiz. Sifat
jaiz ALLAH SWT hanya ada satu saja yaitu fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.
Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki dan boleh
tidak dimiliki oleh Allah SWT. maksudnya disini boleh melakukannya atau
meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau tidak
membuatnya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas sifat Jaiz Allah SWT hanya ada
satu yaitu fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya Allah itu
berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan
kehendak-Nya. Sifat ini menegaskan bahwa Allah SWT hak penuh untuk melaksanakan
sesuatu sesuai kehendaknya tanpa ada paksaan. tidak ada satupun di dunia ini
yang bisa memaksa Allah SWT dengan cara apapun karena terjadinya sesuatu atau
tidak terjadinya sesuatu mutlak ada pada kekuasaan Allah SWT.
Intinya adalah Allah SWT maha berkuasa atas segala sesuatu yang
terjadi dan Allah SWT berhak dan berwenang untuk melakukan sesuatu karena
dialah Tuhan yang maha kuasa atas segala sesuatunya.
“Dan
Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya.(Al-Qashash:
68)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar