Kamis, 06 Desember 2018

TT E G2 Subyek Pendidikan Hakiki “Karakter Allah swt Sebagai Pendidik” (Q.S. AL-Fatihah:1-4)

SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
KARAKTER ALLAH SWT SEBAGAI PENDIDIK
(Q.S. AL-Fatihah:1-4)
 
 
 
Rina Aprilia
NIM. 2117245
KELAS E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
 
 
 
 


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah memberikan begitu banyak limpahan nikmat sehingga diantara nikmat-Nya tersebut penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah dalam rangka menuntut ilmu. Shalawat beriringan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada baginda kita yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliah menuntun kejaman ilmiah yakni nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in, dan tabi’at, serta sampai kepada kita selaku umatnya hingga hari kiamat Amiin.
Selanjutnya makalah yang berada dihadapan pembaca merupakan uraian materi yang ditulis mengacu kepada silabus mata kuliah Tafsir Tarbawi yaitu tentang ”Karakteristik Allah sebagai Pendidik”, yang Alkhamdulillah telah selesai ditulis. Tidak akan ada kata selesai disusun makalah ini melainkan dukungan dari semua pihak dari segi moral maupun material. Untuk itu penulis sampaikan banyak terima kasih.
Tentu dalam pembuatan makalah tidak luput dari kekeliruan ataupun kekurangan baik dalam materi maupun dalam hal ikhwal penyusunan. Untuk itu penulis memohon maaf dan tak lupa untuk menerima berbagai masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaannya. Atas perhatian dan partisipasinya kami mengucapkan terima kasih
Pekalongan, 18 Oktober 2018
pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat beperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normative. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberiakn jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan suatu potensi dan prestasi secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.
Guru adalah salahsatu unsure manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda mengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang susila yang cakap, aktif, kreatif dan mandiri.
Akan tetapi pada era moden ini muncul sikap-sikap guru yang memulai melenceng. Beberapa pendidik kurang mengetahui akan tugas dan kewajiban mereka sehingga sangat berpengaruh besar dalam perkembangan kualitas anak didik mereka. Meskipun begitu tidak sedikit pula pendidik yang mengutamakan kualitas anak didiknya. Seperti halnya yang dijelaskan dalam al-Qur’an mengenai tafsir pendidik.
B.                      Rumusan Masalah
1.                       Bagaimana karakter pendidik?
2.                       Apa dalil yang mendasari karakterAllah sebagai pendidik
3.                       Apa saja Al asma’ Al khusna dalam karakter Allah sebagai pendidik
C.                      Tujuan Penulisan
1.                       Untuk mengetahui karakter pendidik
2.                       Untuk mengetahu dalil yang mendasari karakter Allah sebagai pendidik
3.                       Untuk mengetahu Al asma’ Al khusna dalam karakter Allah sebagai pendidik
 
 
 
 
 
 
 
.                                                                             BAB II
PEMBAHASAN
A.  Karakter Allah sebagai pendidik
Kita sebagai pendidik harus mengetahui bagaimana cara menjadi pendidik yang baik, mendidik yaitu orang yang memengaruhi orang yang dididiknya dan memikirkan keadaanya. Sedangkan pendidikan yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia ada dua macam yaitu pendidikan, pembinaan atau pemeliharaan terhadap kejadian fisiknya yang terlihat pada perkembangan jasad atau fisiknya sehingga mencapai kedewasaan.
Kata Rabb yang  mendahului kata alam tersebut, yang berarti mendidik, membina, mengarahkan dan mengembangkan yang mengharuskan adanya unsure kehidupan seperti makan dan minum serta bekembang biak.
Dapat disimpulkan bahwa setiap pujian yang baik hanya milik Allah, karena Dialah sumber segala yang ada. Dialah yang menggerakkan seluruh alam dan mendidiknya mulai dari awal hingga akhir dan memberikannya  nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan. Dengan demikian puji itu hanya kepada pencipta, dan syukur kepada yang memiliki keutamaan. [1]
B.  Dalil Allah Sebagai Pendidik
Dijelaskan dalam Qur’an surat Al-Fatikhah ayat 1-4
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
1.      Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang
2.      Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam
3.      Yang maha Pemurah lagi maha Penyayang
4.      Yang mempunyai hari pembalasan



a). Tafsir Ibnu Katsier
Bismillah denga nama Allah. Susunan kalimat yang sedemikian ini dalam bahasa arab berarti susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: aku memulai perbuatan ini dengan nama Allah, untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat selesai dengan sempurna dan baik, juga untuk menyadari kembali sebagai makhluk Allah, bahwa segala-segalanya tergantung pada rahmat karunia Allah. Arrahman arrahim dua kalimat pecahan dari rahmat untuk menyebut kelebihan, dan kata Rahman lebih luas dari Rahim. “Alhmadulillahi Rabbil ‘alamiin”. Segala puji bagi Allah Tuhan yang memelihara alam semesta. Ibnu Jariri berkata,”Alhamdulillah, syukur yang ikhlas kepada Allah tidak kepada lain-lainnya dari pada makhluknya. Rabb berarti pemilik yang berhak penuh, ar-rahman berarti yang memberi nikmat halus sehingga tidak terasa, padahal nikmat besar.[3]
b). Tafsir Al-Maraghi
Kata al-ismu dalam bahasaarab berarti kata yang menunjukkan pada suatu dzat atau bisa menunjukkan pada sesuatu yang bersifat maknawi. Didalam menyebut nama Allah diharuskan adanya keterlibatan hati dan lisan didalam rangka mengingat keagungan dan kebesaran Allah, serta nikmat-nikamt yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Didalam sebuah hadist disebutkan bahwa Al-Hamdu itu berarti inti ungkapan rasa syukur. Seorang hamba yang tidak bersyukur kepada Allah berarti ia tidak pernah memujiNya. Setiap pujian hanyalah bagi Allah sebab, Dialah sumber terciptanya semua makhluk. Kata Ar-Rahim berarti sifat yang tetap kepada Allah. Dari sifat inilah lahir kebajikan dan kasih sayang Allah. Ad-Diiin seacra bahasa berarti perhitungan, pahala, dan pembalasan. Itulah makna yang sesuai dalam hubungan ini, dikatakan maliki yaumiddiin aga diketahui bahwa diin itu mempunai hari tertentu, yakni ketiak manusia menerima balasan.[4]
c). Tafsir Al-Azhar
Kata alkhamdulillah:segala puji bagi Allah. Tidak ada yang lain yang mendapat pujian itu, meskipun misalnya ada orang ynag berjasa baik kepada kita, meskipun kita memujinya hakikat puji hnaya kepada Allah. Sebab orang itu tidak dapap berbuat apa-apa kalau bukan karena tuhan yang maha Murah dan Penyayang. Ayat ini menyempurnakan maksud ayat yang sebelumnya. Jika Allah sebagai Rabb, sebagai pemelihara dan pendidik bagi seluruh alam tidak lain isi pendidikan itu, melainkan karena kasih sayang-Nya semata dan kaena murah-Nya belaka. Maka apabila Ar-Rahman Ar-Rahim telah disambung dengan maalikiyaumiddin, barulah seimbang pengabdian dan pemujaan kita kepada tuhan. Hidup tidak berhenti hingga kini saja, akan nada sambungnya lagi yaitu hari pembalasan, hari agama yang sebenarnya dimana kita harus mempertanggung jawabkan semua tingkah laku kita didunia.[5]
Jadi pelajara yang dapat diambil dari Qur’an surat Al-Fatikhah ayat 1-4 adalah sebagai berikut:
1.      Ayat pertama dalam surat Al-fatikhah, yakni basmalah, member pelajaran agar kita memulai setiap pekerjaan dengan mengucapkan basmalah sehingga terjalin hubungan yang erat antara si pengucap/pembaca dengan Allah Swt, dan dengan penyebutan kedua Sifat-Nya: ar-rahman ar-rahim, terucap dalam hati si pembaca betapa besar rahmat Allah sehingga semestinya pembacanya tidak akan berputus asa, betapapun berat dan sulit keadaan yang dihadapinya.
2.      Ayat kedua surat al-fatikhah, alkhamdulillah (segala puji bagi Allah adalah pengajaran agar seseorang selalu menyadari betapa besar rahmat dan anugrah Allah swt, kepadanya. Sehingga sesekali ia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya maka ia akan teringat rahmat dan nikmat Allah swt yang selama ini dinikmatinya.
3.      Redaksi pesona ketiga pada kalimat alhamdulillha dalam arti si pemuji tidak  berhadapan langsung dengan Allhaswt. Memberi pelajaran bahwa memuji tanpa kehadiran yang dipuji lebih baik dari pada memuji dihadapannya.[6]
 
C.  Al- Asma’ Al- Khusna
 
Pembuktian asma’ Allah yang lima (Allah, Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik), dilandaskan kepada dua dasar:
Yang pertama, asma’ Allah menunjukkan sifat-sifat kesempurnaannya, asma’ ini merupakan sifat yang semuannya baik. sebab, jika asma’ itu hanya sekedar lafadz yang tidak mempunyai makna apapun, maka ia tidak bisa disebut khusna dan tidak menunjukkan kesempurnaan. Lalu akan mterjadai keracuan antara dendam dan marah yang menyertai antara rahmat dan ihsan.
Yang kedua, satu dari berbagai asma’ Allah, disamping menunjukkan kepada dzat dan sifat ynag disesuaikan dengannya, maka ia juga menunjukkan dua bukti lainnya yang sifatnya kandungan dan keharusan. Jika sudah ada kejelasan tentang dua dasar ini, maka asma’ Allah menunjukkan keseluruhan pada asma’ul khusna dan sifat-sifat yang tinggi. Hal ini menunjukkan kepada Ilahiyyah-Nya, dengan penafian kebalikannya. Maksud dari sifat Ilahiyyah adalah sifat-sifat kesempurnaan yang terlepas dari penyerupaan dan permisalan, aib dan kekurangan,. Karena Allha tewlah menambahkan semua asma’ul khusna ke Asma’-Nya yang agung ini (Allah).

1.    Aplikasi Dalam Kehidupan
a)      Selalu mawas diri bahwa didunia ini yang berhak dipuji hanyalah Allah semata
b)      Selalu memuji Allah sebagai rasa syukur kita kepada Allah
c)      Mempelajari sifat-sifat Allah sebagai pendidik agar kita dapat menjadi pendidik yang baik
d)     Selalu berusaha menjadi pendidik yang baik
2. Aspek Tarbawi
a)      Bahwa Allah memberikan ilmu kepada hambanya dengan berbagai cara
b)      Selalu memberikan kasih sayang terhadap peserta didik kita seperti Allah yang memberikan kasih sayang kepada hambanya
c)      Bahwa pendidikan harus disertakan pembinaan


                                                                       BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Bahwa seluruh alam ini yang berhak mendapat pujian hanyalah Allah semata seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Ftikhah dimana Allah telah menerangkan metode pendidik yang begitu baik. allah melakukan pendidikan kepada manusia dengan dua macam yairtu pendidikan dan pembinaan atau memelihara terhadap kejadian fisik yang terlihat pada pengembangan jasad dan fisiknya sehingga mencapau kedewasaan serta pendsidikan terhadap perkembvangan potensi kejiwaan da akal pikirannya. Selain itu Allah juga selalu memberikan kasih sayang kepada hambanya. Allah memberikan pendidikan melalui seluruh alam yang diciptakannya.
B.  Saran
Semoga kita dsapat memahami tentang tugas kita sebagai pendidik yang sudah dicontohkan Allah dalam mendidik kita melalui ala mini dan al-qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TT E L3 Metode Pendidikan Special (Metode Tanya Jawab) Q.S Al-Baqarah 189

  METODE PENDIDIKAN SPESIAL "METODE TANYA JAWAB"   Farkhatuttadzkiroh NIM. (2117065) Kelas : E   JURUSAN PEND...