TT E D3 KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK "KEKUATAN ILMU
PENGETAHUAN"
KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
"KEKUATAN ILMU
PENGETAHUAN"
(QS. AR-RAHMAN, 55: 33)
Puji Rahayu
NIM. 2117164
Kelas : E
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, penulis
memanjatkan puja-puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kami semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “KEKUATAN ILMU PENGETAHUAN DALAM QS. AR-RAHMAN AYAT 33”.
Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
yang telah merubah dunia ini yang dahulu gelap menjadi terang benderang seperti
sekarang ini.
Penulis
memohon ma’af apabila terdapat kesalahan-kesalahan tulisan atau susunan kalimat yang kurang tepat dan
juga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat lebih baik
lagi dilain waktu. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi penulis khususnya dan
juga bagi pembaca. Aamiin..
Pekalongan,
24 September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………….......i
Daftar Isi……………………………………………………………………...….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ……………………………………………………………...1
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………….......1
C.
Tujuan…………………………………………………………………...…..1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kekuatan Ilmu Pengetahuan……………………………………...................2
B.
Dalil Dari Kekuatan Ilmu
pengetahuan……………………………….…….3
C.
Tafsir Ayat 33 QS.
Ar-Rahman………………………….………………....4
D.
Mengendalikan Dan Memanfaatkan Ilmu Pengetahun
……….……………5
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan………………………………………………………………....8
B.
Saran…………………………………………………………………......8
Daftar Pustaka……………..………………………………………………….....9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam muncul tak luput dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sendiri
mulai ada dari sejak manusia diciptakan, namun pada saat itu ilmu yang ada
belum sehebat pada masa sekarang ini.kewajiban perintah mengenai belajar telah
tertuang dalam surah Al-Alaq ayat 1-5. Hal itu menandakan bahwa wajib hukumnya
seorang muslim mendalami ilmu, baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu keagamaan.
Ilmu agama tanpa adanya ilmu pengetahuan akan pincang dan ilmu pengetahuan
tanpa ilmu agama akan buta, Sehingga perlulah seorang muslim untuk mengkaji
kedua-duanya. Diperlukan ilmu keagamaan karena dengan ilmu tersebut seseorang
dapat mengendalikan kekuatan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang luas cakupannya
itu sangat berbahaya apabila dalam tujuannya ada niat buruk pada seseorang,
Sehingga akan membahayakan dirinya dan orang lain.
Dalam hal ini pemakalah akan membahas mengenai kekuatan ilmu pengetahuan,
Dengan menunjukan dalil beserta tafsirannya. Sehingga seseorang dapat
mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kekuatan
ilmu pengetahuan.
2. Bagaimana dalil
dari kekuatan ilmu pengetahuan.
3. Bagaimana
tafsiran ayat 33 surah Ar-Rahman.
4. Bagaimana cara
mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
C. Tujunan
1. Mengetahui
kekuatan ilmu pengetahuan.
2. Mengetahui
dalil dari kekuatan ilmu pengetauan.
3. Mengetahui
penafsiran ayat 33 surah Ar-Rahman.
4. Mengetahui cara
mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengatahuan.
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Kekuatan Ilmu Pengetahuan
Ilmu sangat berarti apabila seseorang menyertainya dengan tujuan pada awal
prosesnya, dan juga menyertainya dengan seseorang yang berperan mengarahkan
pada semestinya(Guru), maka dia akan sampai pada tujuannya.
Ilmu-ilmu pengetahuan yang
terus berkembang dan modern, hal itu menandakan betapa besarnya kekuasaan Allah
Swt. kemajuan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini ternyata sangat sesuai
dengan keterangan yang dinyatakan dalam Al-qur’an.
B. Dalil Mengenai Kekuatan Ilmu Pengetahuan
ياَمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ
اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ
فَانْفُذُوْا ۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍ
Artinya: “ Hai kelompok jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
penjuru-penjuru langit dan bumi, maka tembuslah kamu tidak dapat menembusnya
melaikan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman: 33)
Ayat 33 dari surat Ar Rahman ini memiliki dua pengertian yang nampaknya berbeda
akan tetapi ada hubungannya antar keduannya, dua pengertian tersebut adalah :
Pengertian berdimensi akhirat, yaitu penegasan kepada jin dan manusia bahwa pada hari
pembalasan nanti mereka tidak akan bisa lari dari pembalasan Allah swt. sebab
untuk lari dan keluar dari penjuru langit dan bumi memerlukan kekuatan dan
kekuasaan. Sementara itu kekuasaan Allah swt. meliputi semua penjuru langit dan
bumi, sedangkan kondisi mereka pada saat itu tidak mempunyai daya dan kekuatan.
Pengertian berdimensi dunia, bahwa manusia dan jin ditantang oleh Allah
swt. untuk dapat menembus, melintasi dan menjelajah daerah-daerah samawi (luar
angkasa) dan bumi. Untuk diambil manfaatnya bagi hidup
dan kehidupan manusia. Tantangan Allah swt. tersebut juga diikuti oleh
petunjuk dasar melakukannya, yaitu dengan “Sultan” yang berarti kekuatan dan
kekuasaan, atau dengan kata lain kekuatan fisik serta penguasaan ilmu dan
teknologi.
C. Tafsir Ayat 33 Surah Ar-Rahman
1. Tafsir Al-Ahzar
“Wahai sekalian jin dan manusia! Jika kamu sanggup melintasi semua penjuru
langit dan bumi, lintasilah!” (pangkal
ayat 33). Artinya bahwa diantara Rahman-Nya Allah itu kepada kita manusia dan
jin ialah kebebasan yang diberikan kepada kita untuk melintasi alam ini dengan
sepenuh tenaga pada kita, dengan segenap akal dan budi kita,
2.
Tafsir Al-Mishbah
Ayat yang lalu mengancam manusia dan jin bahwa Allah akan bekonsentrasi
untuk melakukan perhitungan terhadap aml-amal mereka. Ayat diatas menegaskan
bahwa mereka tidak dapat menghindari dari pertanggung jawaban serta
akibat-akibatnya. Allah menantang mereka dengan menyatakan: Hai kelompok jin
dan manusia yang durhaka, jika kamu sanggup menembus keluar menuju penjuru-penjuru
langit dan bumi guna menghindar dari pertanggungjawaban atau siksa yang
menimpa kamu itu, maka tembuslah keluar. Tetapi, sekali-kali kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan , sedangkan kamu tidak
memiliki kekuatan! Maka, nikmat Tuhan kamu berdua yang , manakah yang kamu
berdua ingkari?
Pernyataan diatas merupakan salah satu bentuk nikmat Allah Swt., dan Karena
itu pertanyaan yang menggugah atau mengandung kecaman tersebut diulang lagi.[4][4]
D. Mengendalikan Dan Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan
1. Mengendalikan
Ilmu Pengetahuan
Hal-hal yang harus dilakukan antara lain:
1. Selalu
bersyukur atas apa yang diraihnya
2.
Selalu mengingat Allah Swt, karena kekuasaannya seseorang dapat mengetahui
seisi jagad raya berkat kekuatan ilmu pengetahuan.
3. Bermuhasabah
diri.
4. Selalu
mengingat bahwa masih ada orang yang lebih pandai dari dirinya.
5. Dan terapkan
sikap tawadu’ (rendah hati).
Dengan menerapkan hal tersebut diharapkan sifat
tercela tidak mengakar pada diri seorang muslim. Sehingga ilmu yang diperoleh
akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Bermanfaat bagi dunia dan akhirat
juga.
2. Memanfaatkan
Ilmu Pengetahuan
Setelah seorang dapat mengendaliakan ilmunya,
diharapkan dengan ilmu yang dimilikinya bermanfaat bagi orang lain. Seorang
berilmu akan sempurna ketika ilmu yang dimilkinya itu bermanfaat bagi orang
sekitarnya. Contoh aplikasinya dalam kehidupan seperti: seorang guru yang
mengajarkan materi yang diajarkannya, selain ilmu itu bermanfaat bagi dirinya
ilmu itu juga bermanfaat bagi orang lain. Karena dapat menumpas kebodohan
dimasa mendatang. Yang kedua seorang dokter yang mengobati pasiennya, ilmu
pengetahuan tersebut sangatlah bermanfaat sekali bagi orang lain, karena dapat
menolong seseorang dalam keadaan kesulitan.
Namun banyak juga orang yang menyalah gunakan
atau memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Sepeti sekarang ini marak
terjadinya korupsi, kenakalan remaja, perampokan bahkan penyalahgunaan
kekuasaan. Hal tersebut dapat dicegah apabila dalam diri seseorang tertanam
keimanan yang cukup kuat Sehingga apabila ia ingin melakukan hal yang dibenci
Allah maka akan diurungannya kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa Allah Maha Rahma dan Maha Rahim. Kasih sayangnya tak
terhingga, dengannya dibuktikannya ilmu pengetahuan yang semakin luas
cakupannya. Semua orang dapat mengetahuinya tanpa bersusah payah. Namun semua
hal itu tak luput dari kekuasaan dan kekuatan Allah Swt, tanpa kehendaknya manusia
hanya sebutir debu yang tidak bisa apa-apa. Dengan diturunkan ayat 33 surah
Ar-rahman maka Allah menunjukan kekuasaannya yang tidak dapat dilampui oleh
makhluknya.
Semua makhluk Allah, jin dan manusia tak akan
luput dari pertanggung jawaban Allah kelak di hari akhir pada saat perhitungan
atau hisab. Sebaik-baiknya seorang muslim adalah seorang yang selalu
menginstropeksi diri terhadap apa yang telah
terjadi. Menghilangkan sifat tercela dan menanamkan sifat terpuji adalah
cara paling ampuh agar ilmu yang dimiliki tidak sia-sia, namun akan membawanya
pada kebahagian dunia dan akhirat.
B. Saran
Mengingat terbatasnya pengetahuan penulis,
begitu pula kurangnya rasa tahu dari penulis. Berharap pembaca bisa memaklumi
jika terdapat adanya kesalahan penulisan atau kata-kata dalam makalah yang saya
susun. Adapun kebenaran itu datangnya dari Allah swt dan kekurangannya
datangnya dari penulis. Dalam makalah ini juga, penulis butuh saran guna
perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Jauziyah Ibnu Qayyim. 1998. Madarijus Salikin. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Hamka. 1997. Tafsir
Al-Ahzar. Surabaya: Yayasan Latimojong.
Shihab M. Quraish. 2002. Tafsir
Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Sani Ridwan Abdullah. 2015. Sains Berbasis Al-Qur’an. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar