Berpaling
dari Lingkaran Setan
Naila Fakhriyana
Kelas : E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberi daya serta upaya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Berpaling dari
Lingkaran Setan”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw, berserta keluarga dan para sahabatnya.
Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Bapak Muhammad Hufron, M. S. I.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I atas tugas yang telah
diberikan, semoga dapat menambah wawasan penulis tentang ilmu Tafsir Tarbawi I
dan menambah keiman kepada Allah swt.
Demikianlah kata pengantar dari kami. Saran dan masukkan sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bisa menambah wawasan khususnya kepada mahasiswa IAIN Pekalongan dan pada
umumnya kepada pembaca.
Pekalongan, 09 September 2018
Ada berbagai metode yang digunakan Rasulullah untuk menyampaikan wahyu
Allah swt melalui berbagai macam cara. Tujuan beliau berdakwah melalui berbagai
macam dikarenakan beliau menyesuaikan keadaan umatnya yang masih sangat sempit
pemikirannya.
Melihat kenyataan yang demikian bahwa umatnya masih banyak yang
pengetahuannya sedikit yang mengakibatkan mereka tidak dapat memilah mana yang
baik dan yang buruk, yang hak dan yang bathil, yang masih menganiaya orang lain, yang masih bersikap acuh kepada
sesama manusia dan masih bermalas-malas untuk berbuat baik dan belajar agar
memiliki wawasan yang luas, maka melalui Q. S. Al-A’raf ayat 199, Allah swt
berfirman yang diwahyukan kepada Rasulullah saw yaitu bahwa ayat yang tersebut
membahas mengenai cara memaafkan, berbuat baik, dan menghindari orang-orang
bodoh. Sehingga sangat diharapkan umat Rasulullah dapat mengamalkannya dan
terhindar dari pengaruh setan.
Oleh karena itu, makalah ini akan menyajikan hal-hal yang tergabung dalam
lingkaran setan, dalil-dalil berpaling dari setan, dan kebodohan-kebodohan
mengenai ke-Tuhanan.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu kiranya merumuskan masalah sebagai
pijakan agar pembahasan dalam makalah ini terfokuskan. Adapun rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
Apa saja hal-hal yang masuk dalam lingkaran
setan?
2.
Apa saja dalil yang berisi mengenai pentingnys
perpaling dari lingkaran setan?
3.
Apa saja kebodohan-kebodohan mengenai
ke-Tuhanan.
Metode menyelesaikan makalah ini adalah dengan melalui kajian fakta., yaitu
dengan menggunakan beberapa refensi buku atau refrensi lainnya yang merujuk
pada persoalan tersebut.
Kata bodoh berasal dari kata jahl “جهل” yang berarti kebodohan, ketidaktahuan.
Seseorang dapat dikatakan bodoh apabila orang tersebut tidak mengetahui tentang
sesuatu. Kebodohan termasuk akar kesesatan yang paling besar, tidak hanya sesat
diri namun juga menyesatkan orang lain.[1][1]
Sebab-sebab orang bodoh, antaralain :
a.
Memiliki hati, namun tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah).
b.
Mereka mempunyai mata, namun tidak dipergunakan
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah).
c.
Mereka mempunyai telinga, namun tidak
dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
d.
Malas untuk menuntut ilmu, berinteraksi
antarmanusia, dans ebagainya.
Tanda-tanda
orang yang bodoh, antara lain:
a.
Bangga diri
b.
Banyak bicara dalam hal yang tidak bermanfaat
c.
Jika diberi kepercayaan, dia berkhianat
d.
Tidak dapat memilah mana yang baik dan mana yang
buruk
e.
Suka mengada-ada
f.
Mudah terpengaruh
Kata miskin menurut Al-Rlghib al-Ashfahania
dalah orang yang tidak mempunyai apa-apa dan hidupnya lebih baik daripada
fakir.[2][2]
Faktor penyebab kemiskinan, antara lain :
a.
Sikap berdiam diri, enggan atau tidak mau
berusaha.
b.
Menganggap jika tidak memiliki pendidikan tinggi
maka tidak bisa menjadi sukses atau kaya.
c.
Tidak bisa memanajemen uang, dan sebagainya.
Manusia menjadi terbelakang karena berawal dari sikap manusia tersebut yang
tidak ingin berkembang, tidak ingin berusaha dan bersusah payah.
Jika dia tidak mau belajar maka dia akan bodoh, maka kebodohan membuatnya
terbelakang dari yang lainnya. Kemudian jika dia tidak ingin berusaha dan hanya
berdiam diri dalam kemiskinannya, maka dia akan terbelakang dengan kemiskinan
tersebut.
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya :”Ambillah cara memaafkan, dan suruhlah berbuat ma’ruf dan
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Q. S. Al-A’raaf, 7: 199)
Ayat ini merupakan suatu pedoman yang diperingatkan Allah swt kepada
Rasul-Nya. Tiga unsur yang wajib diperhatikan dan dipegang terguh didalam
menghadapi pekerjaan besar menegakkan da’wah kepada umat manusia.[3][3]
Syirik dari segi bahasa berarti mempersekutukan.
Orang yang menyekutukan Allah swt disebut musyrik. Sedangkan menurut istilah
perbuatan mempersekutukan Allah swt dengan sesuatu yang lain, seakan-akan ada
Yang Maha Kuasa selain Allah swt.[5][5]
Sebab-sebab orang syirik, antara lain :
a.
Mengagumi sesuatu secara berlebihan
b.
Menyombongkan diri kepada Allah swt
c.
Fanatisme terhadap peninggalan nenek moyang
d.
Percaya akan kekuatan benda-benda keramat, dan
sebagainya.
Secara bahasa kafir artinya menyembunyikan,
menutupi, menghalangi, dinding, selubung, mengingkari dan menentang. Secara
istilah kafir adalah tidak beriman kepada Allah swt dan para Rasul-Nya, baik
disertai pendustaan atau tidak,
Sebab-sebab orang kafir, antara lain :
a.
Mereka yang membenarkan ajaran musyrik
b.
Mereka yang menjatuhkan agama Islam
c.
Mereka yang melakukan sihir dengan segala
bentuknya, dan sebagainya.
Zalim menurut bahasa Arab artinya gelap. Sedangkan menurut istilah zalim
adalah tindakan yang melampaui batas dan tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah Allah swt tetapkan atau menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Sebab-sebab orang melakukan kezaliman, antara lain :
a.
Iri melihat keberhasilan orang lain
b.
Tidak bisa mengendalikan hawa nafsu
c.
Memaksakan kehendak sendiri
Dalam firman Allah swt Q. S. Al-A’raf ayat 199 menjelaskan bahwa setiap manusia
harus saling memaafkan satu sama lain, berbuat baik terhadap sesame manusia
maupun makhluk Allah swt yang lainnya, dan juga harus menghindari orang-orang
yang bodoh, karena mereka hanya akan menyusahkan kita.
Kebodohan, kemiskinan, dan terbelakang merupakan hal-hal yang setan
senangi. Mereka selalu berusaha
menghasut manusia agar bermalas-malasan dan berdiam diri, menghasut agar
manusia tidak mau berusaha, dan masih banyak lagi hasutan setan kepada manusia.
Kebodohan merupakan akar tadi segala kesesatan. Bodoh berawal dari malas untuk
belajar, yang mengakibatkan manusia miskin dan terbelakang. Selain itu melalui
kebodohan manusia akan melakukan hal-hal seperti perbuatan syirik, kafir dan
zalim.
Budihardja. Kemiskinan dalam
Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Kajian Islam Interdisipliner. Vol.6,
No. 2:
(279-308).
Dimyati, Ghufron. “Berpaling
dari Orang Bodoh”. 06 September 2018. Ghufron
dimyati.blogspot.com
Hamka. 2000. Tafsir Al Azhar.
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hasiah. Syirik dalam Perspektif Islam. Jurnal Yurisprudentia. Vol.1:
(83-102).
Tanpa Nama. Makna Kafir dalam
Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab. (1-17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar