KARAKTERISTIK ORANG BERILMU
Ika Sari
NIM: (2117093)
KELAS E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
2018
Puji syukur
saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan rahmatNya, karunia
serta taufik dan hidayahNya. Kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
Karakteristik Orang Berilmu (Sifat Orang Berilmu, Qs. Faathir: 28)”. Dan
kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M. SI selaku
dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan tugas ini.
kami berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami mengenai Karakteristik
Orang Berilmu (Sifat Orang Berilmu, Qs. Faathir: 28). Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami maupun pembacanya. Sebelumnya kami minta maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.
Pekalongan,
6 September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
I.
KATA PENGANTAR…………………………………………………....ii
II.
DAFTAR ISI……………………………………………………………..iii
III.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………iv
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………...iv
C. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………iv
IV. PEMBAHASAN
A.
Sifat (karakter) Orang Berilmu………………………………………...1
B.
Dalil Sifat Orang Berilmu: Takut Kepada Allah SWT………………..1
C.
Syarat Dikatakan Orang Berilmu……………………………………...3
V. PENUTUP
KESIMPULAN …………………………………………………………...5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Allah
menciptakan manusia dengan sangat sempurna, dibandingkan makhluk lainya yaitu
dengan di berikanya akal. Dengan akal manusia dapat membedakan mana yang baik
dan tidak, oleh karena itu haruslah kita bersyukur atas apa yang di berikan
Allah yaitu dengan menggunakan akal kita untuk mencari ilmu. Ilmu merupakan hal
yang sangat penting bagi manusia, karena orang yang berilmulah yang dapat
melihat betapa besar kekuasaan Allah yang dapat menciptakan alam semesta yang
beraneka ragam.
Keanekaragaman
yang Allah ciptakan seperti manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya, itu
semua karena kehendak-Nya. Maka Allah terangkan pula bahwa semua itu takkan
diketahui sebaik-baiknya kecuali oleh orang-orang yang berilmu.
Orang-orang yang takut kepada Allah lalu
bertakwa terhadap hukumanya dengan cara patuh hanyalah orang-orang yang
mengetahui tentang kebesaran kekuasaaan Allah atas hal-hal apa saja yang dia
kehendaki, dan Dia melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Karena orang yang
mengetahui hal itu, dia yakin tentang hukuman Allah atas siapapun yang
bermaksiat dengannya.
Dalam
makalah ini akan di jelaskan akidah dan bukti keesaan dan kekuasaan Allah,
dimana hal tersebut di jelaskan dalam surah fathir ayat ke 28.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sifat (karakter) orang yang berilmu?
2.
Bagaimana dalil sifat orang yang berilmu?
3. Apa
saja syarat dikatakan orang yang berilmu?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui sifat (karakter) oran yang berilmu
2.
Mengetahui dalil sifat orang yang berilmu
3.
Mengetahui syarat dikatakan orang yang berilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat
(karakter) Orang Berilmu
Ilmu adalah
suatu sifat yang dengan sifat tersbut sesuatu yang dituntut bisa terungkap
dengan sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan sarana
untuk menungkap, mengatasi, menyelesaikan dan menjawab persoalan yang sedang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan manusia.
Sedangkan
menurut Hasan Al-Basri berkata:”Orang yang berilmu ialah orang takut kepada
Allah yang maha pengasih, sekalipun dia tidak mengetahui-Nya. Dan menyukai apa
yang di sukai oleh Allah dan menghindari apa yang di murkai Allah.[1][1]
B.
Dalil Sifat Orang Berilmu: Takut Kepada Allah SWT
Surat Fathir: 28
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ
وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذلِكَ إِنَّمَايَخْشَى اللهَ مِنَ
عِبَادِه الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ(28)
Artinya:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya, hanyalah ulama.
Sesunggunya Allah maha perkasa lagi maha pengampun.”[3][3]
Dari
keterangan surat di atas bahwa di antara manusia, binatang melata, dan binatang
ternak, bermacam-macam juga bentuk, ukuran, jenis, dan warnanya. Sebagian dari
penyebab perbedaan itu dapat di tangkap maknanya oleh ilmuwan dan karena itu
sesungguhnya yang takut lagi kagum kepada Allah SWT. diantara hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama atau para ilmuwan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.[4][4] Seperti Firman
Allah Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّموَاتِ وَالْاَرْضَ
وَاخْتِلَافِ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ
Dan di antara tanda-tanda
kekuasannya ialah menicptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. (Ar-Rum, 30:22)
Ada sebuah
atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata:
Orang yang
berilmu tentang Allah Yang Maha Pengasih diantara hamba-hambanya ialah orang
yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun; mengahalalkan apa yag di
halalkan Allah dan mengaharamkan apa yang di haramkanya, memelihara wasiatnya
dan yakin bahwa dia akan bertemu denganya dan memperhitungkan amalnya.
Kemudian
Allah menerangkan sebab dari sikap takut para ulama kepada Allah, karena
sesungguhnya Allah maha perkasa dalam memberi hukuman terhadap yang kafir
kepadanya, dan maha pengampun akan dosa-dosa dari orang yang beriman dan taat
kepadanya. Jadi Allah maha kuasa untuk menghukum orang-orang yang bermaksiat
dan menekan mereka, dan maha kuasa pula untuk memberi pahala kepada orang yang
taat atau memberi maaf pada mereka. Dan adalah hak dari Allah yang memberi
hukuman dan pahala yang untuk di takuti.[5][5]
Pengetahuan
tentang fenomena alam dan sosial, demikian juga pengetahuan agama, mestinya
mengahsilkan khasyat, yakni “rasa takut disertai penghormatan, yang
lahir akibat pengetahuan tentang objek”, pernyataan Al-Quran bahwa yang
memiliki sifat tersebut hanya ulama, mengandung arti bahwa yang tidak
memilikinya tidak wajar dinamai ulama atau cedekiawan.[6][6]
C.
Syarat Dikatakan Orang Berilmu
Seseorang
dapat dikatakan berilmu apabila memiliki syarat sebagai berikut:
1.
Memiliki rasa takut yang tinggi kepada Allah SWT.
2.
Selalu beramal sesuai dengan ilmunya.
4.
Selalu berfikir dan mentadaburi tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, meyakini bahwa
seluruh yang Allah ciptakan tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya.
5.
Tidak menjadikan ilmunya (ilmu agama) untuk mengeruk keuntungan dunia dengan
cara yang diharamkan oleh agama.
6.
Selalu mengikuti yang terbaik dari apa yang di dapatkan dan selalu mencari yang
paling mendekati kebenaran.
7.
Tidak akan menyampaikan ilmunya kecuali benar-benar telah diketahui kebenaran
ilmu tersebut dan tidak berbicara kecuali kebenaran semata.[7][7]
8.
Tawadhu’ (rendah diri).
9.
Yakin akan janji-janji (ancaman dan pahala Allah).
Karena
justru tawadhu’ dan merasa kecil atau lemah maka tiada henti menuntut ilmu
hingga masuk liang kubur, demikian wafat dalam kondisi syahid yang berarti
khusnul khotimah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
merupakan suatu hal yang sangat di butuhkan oleh manusia, karena ilmu adalah
suatu sifat yang dengan sifat tersbut sesuatu yang dituntut bisa terungkap
dengan sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan sarana
untuk menungkap, mengatasi, menyelesaikan dan menjawab persoalan yang sedang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan manusia seperti yang di terangkan dalam
surah Al-Fathir ayat 28.
Dan orang
yang berilmu itu harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti Memiliki rasa
takut yang tinggi kepada Allah SWT, Selalu beramal sesuai dengan ilmunya,
Menyebarkan ilmu yang dimilikinya dan tidak menyembunyikannya, Selalu berfikir
dan mentadaburi tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, meyakini bahwa seluruh yang
Allah ciptakan tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya, Tidak menjadikan ilmunya
(ilmu agama) untuk mengeruk keuntungan dunia dengan cara yang diharamkan oleh
agama,dan Tidak akan menyampaikan ilmunya kecuali benar-benar telah diketahui
kebenaran ilmu tersebut dan tidak berbicara kecuali kebenaran semata.
Dimana hal
diatas haruslah dimiliki oleh orang yang berilmu, supaya orang yang berilmu
tetap taat dan patuh kepada Allah SWT, dan ilmu yang di dapatkan adalah ilmu
yang di ridhoi Allah sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi,
Ahmad Mushthafa. 1992. Tafsir Al-Maraghi 22. Semarang: CV Tohaputra
http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2016/09/tt1-2b-sifat-orang-alim-qs-fathir-ayat.html?m=1 (7
September 2018)
Shihab, M.
Quraish. 2012. AL-LUBAB: makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah
Al-Quran. Tanggerang: Lentera Hati
https://www.google.co.id/url?sa=&source=web&rct=j&url=http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/ (8
September 2018)
http://www.fotodakwah.com/2015/06/sifat-orang-berilmu:html?m=1 (9
September 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar