Minggu, 21 Oktober 2018

TT E A3 Kedudukan Ilmu Pengetahuan Q.S Al-Baqarah ayat 269




KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAM QS. AL-BAQARAH, 2:269
( HIKMAH ANUGRAH ALLAH SWT )
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : M. Ghufran M. Si

Description: D:\IAIN Pekalongan\Logo Berwarna (PNG).png

















Disusun Oleh:
Mila Tria Andriyani ( 2117048 )
Kelas : E

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018/2019




KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim,
            Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan Hidayah dan TaufikNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan untuk Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, para sahabatnya, dan segenap pengikutnya sampai diakhir zaman. Aamiin.
            Makalah yang berjudul “Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam QS. Al-Baqarah, 2:269 (HIKMAH ANUGRAH ALLAH SWT) ” Ini Kami Susun Demi memenuhi tugas perkuliahan guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi yang membaca serta menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan Al-Qur’an.
Aamiin







Pekalongan, 29 Agustus 2018


Pemakalah                                







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘alima yang terdiri dari huruf ‘ayn, lam, dan mim. Secara harfiah, ilmu dapat diartikan kepada tahu atau mengetahui. Secara istilah ilmu berarti memahami hakikat sesuatu, atau memahami hukum yang berlaku atas sesuatu. Namun, pada hakikatnya ilmu adalah salah satu sifat Allah, karena sifat itulah Dia disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Tahu). Dia adalah sumber pertama ilmu. Segala pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan anugerah-Nya. Ilmu Allah tidak terbatas, manusia hanya memperoleh sedikit saja daripadanya.
Hikmah adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang mumpuni, akal yang terus, pemikiran yang matang dan terciptanya kebenaran dalam perkataan maupun perbuatan. Inilah seutama-utamanya   pemberian dan sebaik-baiknya karunia. Seluruh perkara tidak akan berjalan baik kecuali dengan hikmah, yaitu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan menempatkan segala perkara pada posisinya masing-masing, mendahulukan perkara yang harus didahulukan, mengulur perkara yang memang harus diulur.
B.     Rumusan Masalah
1.      Hakikat Ilmu Hikmah
2.      Dalil Ahli Ilmu Hikmah Anugrah besar dari Allah SWT
3.      Ilmu Hikmah Sebagai Filsafat

C.    Tujuan
1.      Menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan
2.      Agar sipembaca dapat mengetahui hakikat dalam ilmu hikmah
3.      Sipembaca dapat mengetahui tentang kedudukan ilmu pengetahuan










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Ilmu Hikmah

a.    Dia memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya
Abdullah bin Abbas menafsirkan kata “hikmah” dalam ayat ini dengan arti memahami Al-Qur’an. Jadi “hikmah” itu berarti mengetahui dan memahami ayat infak, faedahnya serta aturan mengeluarkannya seperti termaktub pada Al-Qur’an, tentu ia akan mengingkari janji setan yang menjanjikan kefakiran dan menyuruh kikir, sehingga dia tidak terpengaruh untuk berbuat tidak berderma dan berinfak. Ayat ini memberikan pengertian “hikmah” lebih luas dari arti kata itu sendiri 
b.    Dan barangsiapa diberi hikmah, maka ia benar-benar telah diberi kebaikan yang banyak.
Barangsiapa yang diberi oleh Allah ilmu yang berguna dan diberi petunjuk cara menggunakan akal serta menempuh arah yang benar, maka orang ini berarti mendapatkan petunjuk dan kebaikan di dunia dan akhirat.
c.    Dan tidak mau mengikat kecuali orang-orang yang berpikir.
Firman Allah, “ Dia menganugerahkan al-hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki,” yakni pengetahuan mengenai Al-Qur’an yang menyangkut masalah nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, yang pertama dan yang kemudian turun, halal dan haram, serta masalah lainnya. Demikianlah menurut Ibnu Abbas
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda :
{ لآ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ أَ تَا هُ اللهُ مَا لاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكتِهِ فِي الْحَقِّ, وَ رَ جُلٌ أَ تَا هُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَ يَعْلَمُهَا } (رواه أحمد)

“ Tiada iri kecualin terhadap dua orang-orang yang diberi kekayaan, lalu dia menghabiskannya dalam kebenaran dan orang yang diberi hikmah, lalu dia memutuskan berdasarkan hikmah itu dan mengajarkannya,” ( HR Ahmad )
Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari berbagai jalan yang bervariasi dan berasal dari Ismail bin Abi Khalid. Firman Allah: “Dan tidaklah mengambil manfaat dari nasihat dan peringatan kecuali orang memiliki akal dan penalaran.[2]

B.     Dalil Ahli Ilmu Hikmah Anugerah Besar dari Allah SWT
Surat Al-Baqarah [2:269]


يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْاُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا  ۗ وَمَا يَذَّكَّرُإِاَّلآ أُوْلُوْالْأَلْبَبِ  ۚ وَمَنْ    يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَآءُ


Artinya:
Allah menganugerahkan al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi Hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).




Tafsir Ayat :

Hikmah itu adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang mumpuni, akal yang terus, pemikiran yang matang dan terciptanya kebenaran dalam perkataan maupun perbuatan. Inilah seutama-utamanya pemberian dan sebaik-baiknya karunia. Karena itu Allah berfirman, ( وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ): “Dan barang-siapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak”. Karena dia telah keluar dari gelap kebodohan kepada cahaya petunjuk, dari kepandiran penyimpangan dalam perkataan dan perbuatan menuju tepatnya kebenaran padanya, serta terciptanya kebenaran. Dan karena ia telah menyempurnakan dirinya dengan kebajikan yang agung dan bermanfaat untuk makhluk dengan manfaat yang paling besar dalam agama dan dunia mereka.
Seluruh perkara tidak akan berjalan baik kecuali dengan hikmah, yaitu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan menempatkan segala perkara pada posisinya masing-masing, mendahulukan perkara yang harus didahulukan, mengulur perkara yang memang harus diulur.

Pelajaran berharga dari ayat:

1. penetapan perbuatan bagi Allah yang bergantung pada kehendaknya,

2. Sesungguhnya apa yang ada pada manusia berupa ilmu, petunjuk maka itu semua adalah keutamaan dari Allah ta’ala,
3. Penetapan kehendak bagi Allah ta’ala,
4. Penetapan Al-Hikmah bagi Allah ta’ala, karena Al-Hikmah merupakan sifat kesempurnaan, maka Dzat yang memberikan kesempurnaan tentunya ia adalah lebih pantas untuk hal tersebut.

5. Kemuliaan yang agung bagi orang yang diberikan kepadanya Al-Hikmah

6. Wajibnya bersyukur bagi orang yang Allah ta’ala berikan kepadanya Al-Hikmah, karna kebaikan yang sangat banyak ini mewajibkan mensyukurinya.

7. Anugrah Al-Hikamah diberikan Allah kepada seseorang melalui banyak cara, (diantaranya) Allah ta’ala fitrahkan ia dengan hal tersebut, atau dapat diraih dengan latihan dan berteman dengan orang-orang yang arif.

8. Keutamaan akal,
9. Bahwa orang yang tidak dapat mengambil pelajaran, menunjukan akan adanya kekurangan pada akalnya, yaitu akal sehat, akal yang memberikan petunjuka pada dirinya.

10. Tidaklah yang dapat mengambil pelajaran dari pelajaran yang terdapat di alam dan pada syari’at ini kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat, yang mana mereka menghayati dan mempelajari apa yang terjadi dari tanda-tanda yang telah lalu dan yang akan datang, sehingga mereka dapat, mengambil pelajaran darinya.



C.    Ilmu Hikmah sebagai Filsafat
Ilmu merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘alima yang terdiri dari huruf ‘ayn, lam, dan mim. Al-Qur’an sering menggunakan kata ini dalam berbagai sighat (pola), yaitu masdar, fi’il mudari’, amr, isim maf’ul, dan isim tafdil. Secara harfiah, ilmu dapat diartikan kepada tahu atau mengetahui. Secara istilah ilmu berarti memahami hakikat sesuatu, atau memahami hukum yang berlaku atas sesuatu.[4] Namun, pada hakikatnya ilmu adalah salah satu sifat Allah, karena sifat itulah Dia disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Tahu).
 Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, kajian empiris perlu dianalisis dengan penalaran rasional dan penalaran ini perlu didasarkan atas pengalaman empiris. Ilmu pengetahuan itu tumbuh dan berkembang dalam diri manusia melalui pengalaman empiris, rasional, dan ilham yang masuk melalui indra.



BAB III
PENUTUP



Kesimpulan
            Ilmu berarti memahami hakikat sesuatu, atau memahami hukum yang berlaku atas sesuatu.  Namun, pada hakikatnya ilmu adalah salah satu sifat Allah, karena sifat itulah Dia disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Tahu). Dia adalah sumber pertama ilmu. Segala pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan anugerah-Nya. Ilmu Allah tidak terbatas, manusia hanya memperoleh sedikit saja daripadanya.
Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, kajian empiris perlu dianalisis dengan penalaran rasional dan penalaran ini perlu didasarkan atas pengalaman empiris. Ilmu pengetahuan itu tumbuh dan berkembang dalam diri manusia melalui pengalaman empiris, rasional, dan ilham yang masuk melalui indra.







DAFTAR PUSTAKA


M.Yusuf, Kadar. 2013. Tafsir Tarbawi Pesan-pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan. Pekanbaru:AMZAH.
Ar-Rifa’i. Muhammad Nasib. 1999. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsur Ibnu Katsir Jilid .  Jakarta:Gema Insani.
Al-Maraghi, Syekh Ahmad  Musthafa. 1987. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi juz 3. Bandung:CV Rosda Bandung.





[1] Syekh Ahmad  Musthafa Al-Maraghi, Tarjamah Tafsir Al-Maraghi juz 3, ( Bandung:CV Rosda Bandung, 1987), hlm. 49-50
[2] Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsur Ibnu Katsir Jilid . ( Jakarta:Gema Insani, 1999), hlm. 445-456
[3] https://www.google.co.id/amp/s/ilmuislam2011.wordpress.com/2012/09/19/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-269/amp/
[4] Kadar M. Yusuf, Tafsir Tarbawi Pesan-pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan, (Pekanbaru:AMZAH, 2013), hlm. 16-17
[5] Ibid., hlm. 19
[6] Ibid., hlm. 25-29
[7] http://khalifahcenter.com/q2.269

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TT E L3 Metode Pendidikan Special (Metode Tanya Jawab) Q.S Al-Baqarah 189

  METODE PENDIDIKAN SPESIAL "METODE TANYA JAWAB"   Farkhatuttadzkiroh NIM. (2117065) Kelas : E   JURUSAN PEND...