OBYEK PENDIDIKAN DIRECT
“KELUARGA SEBAGAI TUMPUAN HARAPAN”
(Q.S AT-TAHRIM : 6)
Muhammad Irkham
NIM. (2117296)
KELAS E
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat,
Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “OBJEK PENDIDIKAN LANGSUNG“ Keluarga Sebagai Tumpuan Harapan(QS.
AL-TAHRIM.66:6)”.Kami sangat berterima kasih kepada bapak Muhammad
Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah tafsir tarbawi di IAIN Pekalongan
yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa di makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari
bapak dosen dan para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah
inidividu waktu yang akan datang.
Pekalongan, 1 November 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari tiga hal yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keberhasilan pendidikan pada suatu negara atau daerah
tergantung dari 3 hal tersebut. Ketiganya mesti bersinergi dalam
mengelola dan mengembangkan pendidikan. Dan setiap hal tersebut
mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting untuk untuk mencapai
tujuan pendidikan. Namun pada bab ini penulis tidak membicarakan ketiga
hal tersebut tetapi terfokus pada salah satu hal saja yaitu keluarga.
Keluarga
merupakan awal pendidikan dari sebuah pendidikan. Dimulai dari
penanaman iman kemudian memupuk Islam. Karena dari keluargalah akan
terbentuk umat. Dan dari umat itulah akan tegak masyarakat Islam.
Masyarakat Islam ialah masyarakat yang bersama pandangan hidup, bersama
penilaian terhadap alam.
B. Judul Makalah
Judul makalah ini adalah OBYEK PENDIDIKAN “LANGSUNG” “Keluarga Sebagai Tumpuan Harapan” Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori
Keluarga
mempunyai tugas yang fundamental dalam mempersiapkan anak bagi
peranannya dimasa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup, dan berbagai
kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam keluarga. Semua dasar yang
menjadi landasan bagi pengembangan pribadinya itu tidak mudah berubah.
Oleh karena itu perlunya diciptakan keluarga yang baik.[1]
Keluarga
sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membentuk generasi muda. Keluarga juga disebut sebagai lembaga
pendidikan informal. Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang
tidak diorganisasikan secara struktural dan tidak mengenal sama sekali
penjenjangan kronologis menurut tingkatan umum maupun tingkatan
ketrampilan maupun pengetahuan.[2]
B. Nash dan Arti al-Qur’an Surat At- Tahrim Ayat 6
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (
perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
Ayat ini
penting dikaji karena dakwah dan pendidikan harus bermula di rumah.
Ayat di atas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah),
tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju
kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang
serupa (misalnya ayat yang memerintahkan puasa) yang juga tertuju kepada
lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertangung jawab
terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana
masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri
tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh
nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.
C. TAFSIR (QS. At-Tahrim:6)
1. Tafsir Al- azhar
“Wahai
orang-orang yang beriman ! peliharalah diri kamu dan keluargamu dari api
neraka”. Dijelaskan bahwa semata-mata mengakui beriman saj belumlah
cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan
dasar iman hendaklah orang menjaga keselamatan diri dan seisi rumah
tangga dari api neraka. “yang alat penyalanya ialah manusia dan batu”. Batu-batu
adalah barang yang tidak berharga yang nampak dan tersebar di
mana-mana. Pada bukit-bukit dan munggu-munggu yang bertebaran di padang
pasirterdapatlah beronggok-ronggok batu. Batu itulah yang akan
dipergunakan untuk jadi kayu api penyalakan api neraka. Manusia yang
durhaka kepada Tuhan, yang hidup di dunia ini tiada bernilai karena
telah dipenuhi dosa, sudah samalah keadaannya dengan batu-batu yang
berserakan di tengah pasir, di munggu-munggu dan dibukit-bukit atau
sungai-sungai yang mengalir itu. Gunanya hanyalah untuk menyalakan api. “
yang diatasnya ialah malaikat-malikat yang kasar lagi keras sikap.
Disebut di atasnya karena Allah memberikan kekuasaan kepada
malaikat-malaikat itu menjaga dan mengawal neraka itu, agar apinya
selalu bernyala, agar alat penyalanya selalu sedia, baik batu ataupun
manusia. Sikap malaikat-malaikat pengawal dan penjaga neraka mesti
kasar, tidak ada lemah lembutnya, keras sikapnya, tidak ada
tenggang-menenggang. Karena itulah sikap yang sesuai dengan suasana api
neraka sebagai tempat yang disediakan Allah buat menghukum orang yang
bersalah. “Tidak mendurhakai Allah pada apa yang Dia perintahkan, kepada
mereka dan mereka kerjakan apa yang disuruhkan.”
2. Tafsir Al Maraghi
Wahai
orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya hendaklah sebagian
dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat
menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu
ketaatan kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan
hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang dengannya
mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka
kepada yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.
Telah
diriwayatkan, bahwa Umar berkata ketika turun ayat itu,” wahai
Rasulullah, kita menjaga diri kita sendiri. Tetapi bagaimanakah kiat
menjaga keluarga kita? “Rasulullah Saw menjawab, “ Kamu larang mereka
mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan kamu perintahkan kepada
mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Itulah penjagaan antara
diri mereka dengan neraka.”[4]
3. Tafsir Al-Lubab
Ayat-ayat
tersebut memberikan tuntunan kepada kaum beriman bahwa: peliharalah
kamu, antara lain dengan meneladani Nabi Saw, dan peliharalah juga
keluargamu, yakni pasangan, anak-anak, dan seluruh yang berada di bawah
tanggung jawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar semuanya
terhindar dari api neraka, yang bahan bakarnya yaitu manusia-manusia
yang kafir, dan batu-batu yang dijadikan berhala. Yang menangani neraka
itu dan bertugas menyiksa penghuni-penghuni neraka adalah malaikat yang
kasar ucapannya, hati mereka tidak bisa iba, serta keras perlakuannya
dalam melaksanakan tugas penyiksaan. Mereka tidak mendurhakai Allah,
menyangkut apa yang Dia perintahkan sehingga siksa yang mereka jatuhkan,
kendati mereka kasar, tidak kurang dan tidak berlebih dari apa yang
diperintahkan Allah Swt. Yakni sesuai dengan kesalahan atau dosa-dosa dari masing-masing individu.[5]
C. Aplikasi dalam kehidupan
Dari
ayat diatas dijelaskan bahwa malaikat-malaikat penjaga neraka itu
sangat keras dan kasar. Tentunya kita sebagai muslim tidak ingin masuk
ke neraka. Berikut ini ada beberapa hal yang harus kita lakukan, antara
lain:
1. Hendaklah selalu bermuhasabah terhadap apa yang kita kerjakan.
2. Selain itu kita dituntut menjauhi perkara yang dilarang oleh Allah
3. dan hendaklah kita mengajak keluarga kita untuk melaksanakan ibadah yang Allah perintahkan seperti sholat dan puasa
D. Aspek Tarbawi
1. kita sebagai penuntut ilmu hendaklah menanamkan ketaqwaan pada diri kita.
2. Hendaklah dalam keluarga itu ditanamkan keimanan kepada Allah ( Tauhid) sejak dini.
3. Dalam menuntut ilmu, hendaklah diniatkan karena Allah.
4. Selalu bermuhasabah terhadap diri kita
5. Jadikan ayat tersebut sebagai memotivasi diri kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
surat At-Tahrim ayat 6 tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang
yang beriman diharapkan mampu menjaga diri dari api neraka, setelah
mampu maka kita dituntut menjaga keluarga kita dari api neraka. Dengan
cara menanamkan keimanan sejak dini, kemudian kita disuruh menjauhi apa
yang telah Allah larang dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, sehingga penulis meminta kritikan dan saran dari para pembaca. Kritikan dan saran tersebut akan menjadi bahan perbaikan pada pembuatan makalah berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar